Jumat, 25 Maret 2011

Hukum Merayakan Ulang Tahun


Perayaan ulang tahun atas kelahiran seseorang atau suatu organisasi tertentu tidak pernah diperintahkan oleh Rasulullah SAW. Karena itu bila dilakukan, tidak bernilai ibadah.
Cukup banyak ulama tidak menyetujui perayaan ulang tahun yang diadakan tiap tahun. Tentu mereka datang dengan dalil dan hujjah yang kuat. Di antara alasan penolakan mereka terhadap perayaan ulang tahun antara lain:
1. Ulang tahun bila sampai menjadi keharusan untuk dirayakan dianggap sebuah bid’ah. Sebab Rasulullah SAW belum pernah memerintahkannya, bahkan meski sekedar mengisyaratkannya pun tidak pernah. Sehingga bila seorang muslim sampai merasa bahwa perayaan hari ulang tahun itu sebagai sebuah kewajiban, masuklah dia dalam kategori pembuat bid’ah.
2. Ulang tahun adalah produk Barat/ non muslim
Selain itu, kita tahu persis bahwa perayaan uang tahun itu diimpor begitu saja dari barat yang nota bene bukan beragama Islam. Sedangkan sebagai muslim, sebenarnya kita punya kedudukan yang jauh lebih tinggi. Bukan pada tempatnya sebagai bangsa muslim, malah mengekor Barat dalam masalah tata kehidupan.
Seolah pola hidup dan kebiasaan orang Barat itu mau tidak mau harus dikerjakan oleh kita yang muslim ini. Kalau sampai demikian, sebenarnya jiwa kita ini sudah terjajah tanpa kita sadari. Buktinya, life style mereka sampai mendarah daging di otak kita, sampai-sampai banyak di antara kita mereka kurang sreg kalau pada hari ulang tahun anaknya tidak merayakannya. Meski hanya sekedar dengan ucapan selamat ulang tahun.
3. Apakah Manfaat Merayakan Ulang Tahun?
Selain itu perlu juga kita renungkan sebagai muslim, apakah tujuan dan manfaat sebenarnya bisa kitadapat dari perayaan ini? Adakah nilai-nilai positif di dalamnya? Ataukah sekedar meneruskan sebuah tradisi yang tidak ada landasannya? Apakah ada di antara tujuan yang ingin dicapai itu sesuatu yang penting dalam hidup ini? Atau sekedar penghamburan uang?
Pertanyaan berikutnya,adakah sesuatu yang menambah iman, ilmu atau amal? Atau menambah manfaat baik pribadi, sosial atau lainnya? Pertanyaan berikutnya dan ini akan menjadi sangat penting, adakah dalam pelaksanaan acara seperti itu maksiat dan dosa yang dilanggar?
Yang terkahir namun tetap penting, bila ternyata semua jawaban di atas positif, dan acara seperti itu menjadi tradisi, apakah tidak akan menimbulkan salah paham pada generasi berikut seolah-olah acara seperti ini ‘harus’ dilakukan? Hal ini seperti yang terjadi pada upacara peringat hari besar Islam baik itu kelahiran, isra` mi`raj dan sebagainya.
Jangan sampai dikemudian hari, lahir generasi yang menganggap perayaan ulang tahun adalah ‘sesuatu’ yang harus terlaksana. Bila memang demikian, bukankah kita telah kehilangan makna?
Kalau menimbang-nimbang pernyataan di atas, ada baiknya kita yang sudah terlanjur merayakan ulang tahun buat anak atau bahkan untuk diri kita sendiri melakukan evaluasi besar.
Sebaliknya, mungkin ada baiknya pemikiran yang disampaikan oleh Dr. Yusuf Al-Qradawi tentang ulang tahun untuk anak. Misalnya, pada saat anak itu berusia 7 tahun, tidak ada salahnya kita ajak dia untuk menyampaikan pesan-pesan dalam acara khusus tentang keadaannya yang kini menginjak usia 7 tahun. Di mana Rasulullah SAW telah memerintahkan kepada para orang tua untuk menyuruh anaknya shalat di usia itu.
Bolehlah dibuat acara khusus untuk penyampaian pesan ini, agar terasa ada kesan tertentu di dalam diri si anak. Bahwa sejak hari itu, dirinya telah mendapatkan sebuah tugas resmi, yaitu diperintahkan untuk shalat.
Nanti di usia 10 tahun, hal yang sama boleh dilakukan lagi, yaitu sebagaimana perintah Rasulullah SAW untuk menambah atau menguatkan lagi perintah shalat. Kali ini dengan ancaman pukulan bila masih saja malas melakukan shalat. Bolehlah diadakan suatu acara khusus di mana inti acaranya menetapkan bahwa si anak hari ini sudah berusia 10 tahun, di mana Rasulullah SAW membolehkan orang tua memukul anaknya bila tidak mau shalat.
Kira-kira usia 15 tahun lebih kurangnya, ketika anak pertama kali baligh, boleh juga diadakan acara lagi. Kali ini orang tua menegaskan bahwa anak sudah termasuk mukallaf, sehingga semua hitungan amalnya baik dan buruk sejak hari itu akan mulai dicatat. Bolehlah pada hari itu orang tua membuat acara khusus yang intinya menyampaikan pesan-pesan ini.
Jadi bukan tiap tahun bikin pesta undang teman-teman, lalu tiup lilin, potong kue, bernyanyi-nyanyi, memberi kado. Pola seperti ini sama sekali tidak diajarkan di dalam agama kita dan cenderung tidak ada manfaatnya, bahkan kalau mau jujur, justru merupakan cerminan dari sebuah mentalitas bangsa terjajah yang rela mengekor pada tradisi bangsa lain.
Bukankah Islam itu tinggi dan tidak ada yang lebih tinggi dari padanya? Lalu mengapa kita bangsa Islam ini harus mengekor pada tradisi bangsa lain yang jauh lebih rendah?
Mungkin jawabannya yang paling jujur adalah…istafti qalbak….
Mintalah fawa kepada hati nuranimu…

Sumber Hukum Merayakan Ulang Tahun : http://assunnah.or.id
http://blog.re.or.id/hukum-merayakan-ulang-tahun.htm

Sabtu, 19 Maret 2011

Tips Memilih Jajanan Sehat

Kebanyakan orang sangat tergoda dengan makanan yang berwarna mencolok atau bentuknya menarik, tapi ternyata makanan tersebut tidak aman. Di Indonesia pada umumnya setiap makanan dapat dengan leluasa beredar dan dijual. Produk-produk yang beredar tanpa harus terlebih dahulu melalui kontrol kualitas dan kesehatan.
Berikut beberapa tip aman memilih makanan sehat:
Amati warnanya
Amati apakah makanan tersebut berwarna mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Snack, kerupuk, mie, es krim yang berwarna terlalu mencolok ada kemungkinan telah ditambahi zat pewarna yang tidak aman.
Cicipi rasanya
Biasanya lidah cukup jeli untuk membedakan mana makanan yang aman atau tidak. Makanan yang tidak aman umumnya berasa tajam, misal sangat gurih, membuat lidah bergetar dan tenggorokan gatal.
Baui aromanya
Bau apek atau tengik pertanda makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh mikroorganisme.
Amati komposisinya
Bacalah dengan teliti adakah kandungan bahan-bahan makanan tambahan yang bahaya dan bisa merusak kesehatan.
Perhatikan kualitasnya
Perhatikan kualitas makanan, apakah masih segar atau sudah berjamur yang bisa menyebabkan keracunan. Makanan yang sudah berjamur menandakan proses tidak berjalan denagn baik atau sudah kadaluwarsa.
Terdaftar di BPOM
Bila hendak membeli makanan impor, usahakan produknya telah terdaftar di BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan), yang bisa dicermati dalam label yang tertera di kemasannya.

Sumber: Koran 0 Grup SOLOPOS Edisi Jum’at Legi, 4 Maret 2011 Halaman 5

Tahukah Kita?

+Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, karena kita tak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.
+Kita dilahirkan dengan dua buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita bisa mendengarkan semuanya dari 2 buah sisi. Untuk bisa mengumpulkan pujian dan kritik dan menyeleksi mana yang benar dan mana yang salah.
+Kita lahir dengan otak di didalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin apapun kita, kita tetap kaya. Karena tidak akan ada satu orang pun yang bisa mencuri otak kita, pikiran kita dan ide kita. Dan apa yang anda pikirkan dalam otak anda jauh lebih berharga dari emas dan perhiasan.
+Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut. Karena mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.
+Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh didalam tulang iga kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.
+Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemukan cinta yang jauh lebih indah.

Minggu, 13 Maret 2011

Parikan

Pacelaton lucu utawa ing Bahasa Indonesia diarani dialog lucu versi Bahasa Jawa

Petruk : “Kang apike wayah awan-awan ngene iki gojekan karo parika ya!”
Gareng : “Apa ora kepenak tetembangan wae?”
Petruk : “Yo parikan karo tetembangan yo isoh!”
Gareng : “Yo wis wiwitana dhisik!”
Petruk : “Preman garang mangane telo, suwe ora perang isih wani po?”
Gareng : “We ngajak perang ki!”
Tuku wedi diusungi, aku ora wedi tak tandhangi
Petruk : “Godhong garing dipangan uler
Kang Gareng senengane ngiler”
Gareng : “Mbah brintik lagi susuran, bocah cilik ora sah pethakilan.”
Petruk : “Tuku cukilan ing njero pager.”
Gareng : “Terus…?”
Petruk : “Yo ben pethakilan ning nak pinter.”
Gareng : “Gawe pager ojo bolong, pinter dari Hongkong?”
Petruk : “Ganti nembang wae kang nggone Didi Kempot!”
Gareng : “Lagu kesukaanku ya”
Jambu alas kulite ijo
Sing digagas uwis nduwe bojo
Petruk : “Wah mesthi kisah pribadi karo yu Marni”
Gareng : “Mbahmu kuwi, kowe genti opo nduwe lagu sing ana parikane?”
Petruk : “Mbahku yo mbahmu, hayoo. Aku ya nduwe, iki ungkapan hatiku”
Senthir lengo potro
Sing dipikir kok ora rumangsa
Gareng : “Sama saja alias sami mawon, cinta tak terbalas.”
Kembang jambu gogrok dipangan uler
Cintaku sekonyong-konyong koder
Petruk : “Nasibe awake dhewe padha ya kang!”

Kapetik saking : LKS NGUDI KAWRUH BASA JAWA
KTSP KELAS X

Kamis, 10 Maret 2011

11 Tips Belajar Efektif


Sebelumnya saya akan memberitahu apa sih belajar efektif itu. Belajar efektif adalah cara belajar yang dapat meraih tujuan yang ingin dicapai dari belajar itu sendiri. Misalnya seorang siswa belajar matematika dengan materi pemfaktoran, jika siswa tersebut dapat melakukan pemfaktoran dan mampu menjawab soal yang ada dengan baik maka cara belajar siswa tersebut dikatakan efektif.
Agar belajar menjadi efektif, ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan, antara lain:
1. Tumbuhkan motivasi belajar. Motivasi belajar adalah kehendak yang mendorong seseorang melakukan kegiatan belajar untuk mencapai suatu tujuan.
2. Buatlah jadwal pelajaran yang rutin dan teratur. Alangkah baiknya jika belajar sedikit-sedikit tapi dilakukan secara rutin dan teratur daripada belajar secara banyak-banyak tapi tidak teratur.
3. Siapkan fasilitas belajar seperti tempat belajar, alat tulis, buku catatan, buku latihan, dan buku pelajaran.
4. Kenali gaya belajar kita.
5. Berpikirlah positif. Yakinlah, kita mampu menyelesaikan semua pelajaran dengan baik. Jangan menyalahkan diri sendiri dan merasa bodoh. Perasaan tersebut justru akan menjadi beban dan mengganggu konsentrasi belajar.
6. Latih konsentrasi. Belajar tidak ditentukan lamanya waktu, tapi kualitas tingkat konsentrasi. Untuk melatih hal itu setiap hari biasakan 5-10 menit untuk belajar. Semakin lama tingkatkan durasi waktunya.
7. Kontinyu. Jangan belajar hanya saat akan menghadapi ujian. Biasakan belajar secara rutin. Sesuatu yang dibaca berulang-ulang pasti akan lebih mudah diingat.
8. Gunakan teknik-teknik menghafal. Misalnya, membuat singkatan dengan istilah yang mudah diingat. Model itu disebut jembatan keledai atau kaitkan konsep dengan gambar tertentu yang lebih mudah diingat.
9. Buat catatan singkat pada kertas kecil untuk memudahkan mengingat
10. Jaga stamina baik fisik atau psikis.
11. Berdoalah. Hakikatnya, hal itu melatih konsentrasi dan menumbuhkan keyakinan diri sebelum melakukan sesuatu.
Memang Bingung ya, kalau semua orang saling memberitahu apa yang harus kita kerjakan. Yang penting adalah utamakan prioritas dirimu sendiri. Karena biasanya kita menilai diri sendiri dari apa yang dirasakan, sedangkan orang lain hanya melihat dari apa yang telah kita hasilkan. Sementara apa yang bisa kita hasilkan hanya kita sendiri yang tahu. Begitu juga dengan Tips Belajar Efektif, pilih cara baik mana yang paling pas dengan kondisimu.

Masa Bercocok Tanam


Lingkungan Alam Kehidupan
Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kehidupannya mulai berkembang. Hal ini mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok manusia dengan jumlah yang lebih banyak serta menetap di suatu tempat. Munculnya bentuk kehidupan semacam itu berawal dari upaya manusia untuk menyiapkan persediaan bahan makanan yang cukup dalam satu masa tertentu dan tidak perlu mengembara lagi untuk mencari makanan.
Kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh manusia adalah berhuma. Berhuma adalah teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanamnya, setelah tanah tidak subur mereka pindah dan mencari bagian hutan yang lain. Kemudian mereka mengulang pekerjaan membuka hutan, demikian seterusnya. Namun dalam perkembangan berikutnya, manusia mulai memikirkan kembali untuk hidup menetap dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu manusia mulai menerapkan kehidupan bercocok tanam pada tanah-tanah persawahan.
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial yang dilakukan oleh masyarakat pada masa bercocok tanam ini terlihat dengan jelas melalui cara bekerja dengan bergotong-royong.
Dalam perkembangannya, pola hidup menetap telah membuat hubungan sosial masyarakat terjalin dan terorganisasi dengan lebih baik. Dalam perkumpulan masyarakat yang masih sederhana biasanya terdapat seorang pemimpin yang disebut kepala suku, sosok kepala suku merupakan orang yang sangat dipercaya dan ditaati untuk memimpin sebuah kelompok masyarakat
Kehidupan Ekonomi
Pada masa kehidupan bercocok tanam, kebutuhan hidup masyarakat semakin bertambah, namun tidak ada satu anggota masyarakatpun yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. Dengan kenyataan seperti ini, dalam rangka memenuhi kebutuhannya masing-masing diadakan pertukaran barang dengan barang (sistem barter). Pertukaran barter ini menjadi awal munculnya sistem perekonomian dalam masyarakat.
Sistem Kepercayaan Masyarakat
Pada masa kehidupan bercocok tanam kepercayaan masyarakat semakin bertambah, bahkan masyarakat juga telah mempunyai konsep tentang apa yang terjadi dengan seorang yang telah meninggal. Mereka percaya bahwa orang-orang yang telah meninggal rohnya pergi ke suatu tempat yang tidak jauh dari tempat tinggalnya atau roh orang meninggal itu tetap berada di sekitar tempat tinggalnya, sehingga sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk dimintai bantuannya dalam kasus tertentu seperti menanggulangi wabah penyakit atau mengusir pasukan-pasukan musuh yang ingin menyerang wilayah tempat tinggalnya.
Kehidupan Budaya
• Dalam masa ini orang sudah menggosok alat-alat yang terbuat dari batu hingga halus. Hasil-hasil kebudayaan masyarakat pada masa kehidupan bercocok tanam adalah:
• Beliung Persegi
• Kapak Lonjong
• Mata Panah
• Gerabah
Perhiasan
Pada masa kehidupan bercocok tanam telah dikenal berbagai bentuk perhiasan. Bahan-bahan yang digunakan dari tanah liat, batu kalsedon, yaspur dan agat. Dari bahan-bahan itu masyarakat membuat berbagai bentuk perhiasan yang diinginkan seperti gelang, kalung, dll.