Kamis, 10 Maret 2011
Masa Bercocok Tanam
Lingkungan Alam Kehidupan
Kemampuan berpikir manusia untuk mempertahankan kehidupannya mulai berkembang. Hal ini mengakibatkan munculnya kelompok-kelompok manusia dengan jumlah yang lebih banyak serta menetap di suatu tempat. Munculnya bentuk kehidupan semacam itu berawal dari upaya manusia untuk menyiapkan persediaan bahan makanan yang cukup dalam satu masa tertentu dan tidak perlu mengembara lagi untuk mencari makanan.
Kehidupan bercocok tanam yang pertama kali dikenal oleh manusia adalah berhuma. Berhuma adalah teknik bercocok tanam dengan cara membersihkan hutan dan menanamnya, setelah tanah tidak subur mereka pindah dan mencari bagian hutan yang lain. Kemudian mereka mengulang pekerjaan membuka hutan, demikian seterusnya. Namun dalam perkembangan berikutnya, manusia mulai memikirkan kembali untuk hidup menetap dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu manusia mulai menerapkan kehidupan bercocok tanam pada tanah-tanah persawahan.
Kehidupan Sosial
Kehidupan sosial yang dilakukan oleh masyarakat pada masa bercocok tanam ini terlihat dengan jelas melalui cara bekerja dengan bergotong-royong.
Dalam perkembangannya, pola hidup menetap telah membuat hubungan sosial masyarakat terjalin dan terorganisasi dengan lebih baik. Dalam perkumpulan masyarakat yang masih sederhana biasanya terdapat seorang pemimpin yang disebut kepala suku, sosok kepala suku merupakan orang yang sangat dipercaya dan ditaati untuk memimpin sebuah kelompok masyarakat
Kehidupan Ekonomi
Pada masa kehidupan bercocok tanam, kebutuhan hidup masyarakat semakin bertambah, namun tidak ada satu anggota masyarakatpun yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidupnya sendiri. Dengan kenyataan seperti ini, dalam rangka memenuhi kebutuhannya masing-masing diadakan pertukaran barang dengan barang (sistem barter). Pertukaran barter ini menjadi awal munculnya sistem perekonomian dalam masyarakat.
Sistem Kepercayaan Masyarakat
Pada masa kehidupan bercocok tanam kepercayaan masyarakat semakin bertambah, bahkan masyarakat juga telah mempunyai konsep tentang apa yang terjadi dengan seorang yang telah meninggal. Mereka percaya bahwa orang-orang yang telah meninggal rohnya pergi ke suatu tempat yang tidak jauh dari tempat tinggalnya atau roh orang meninggal itu tetap berada di sekitar tempat tinggalnya, sehingga sewaktu-waktu dapat dipanggil untuk dimintai bantuannya dalam kasus tertentu seperti menanggulangi wabah penyakit atau mengusir pasukan-pasukan musuh yang ingin menyerang wilayah tempat tinggalnya.
Kehidupan Budaya
• Dalam masa ini orang sudah menggosok alat-alat yang terbuat dari batu hingga halus. Hasil-hasil kebudayaan masyarakat pada masa kehidupan bercocok tanam adalah:
• Beliung Persegi
• Kapak Lonjong
• Mata Panah
• Gerabah
Perhiasan
Pada masa kehidupan bercocok tanam telah dikenal berbagai bentuk perhiasan. Bahan-bahan yang digunakan dari tanah liat, batu kalsedon, yaspur dan agat. Dari bahan-bahan itu masyarakat membuat berbagai bentuk perhiasan yang diinginkan seperti gelang, kalung, dll.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar