Selasa, 21 Juni 2011
Berkorban Itu Tanda Cinta
Ada orang yang berkata saat membahas tentang kesungguhan dalam cinta dengan kalimat yang saking seringnya kita mendengar seolah menjadi ucapan yang klise, yaitu “cinta selalu menuntut”. Dari kalimat itu, muncullah apa yang disebut dengan tuntutan cinta. Dan diantara tuntutan cinta adalah pengorbanan. Maka cinta dan pengorbanan ibarat dua sisi mata uang yang tak mungkin bisa dipisahkan. Kalaupun bisa dipisahkan, maka uang itu tak akan bernilai lagi.
Cinta tanpa pengorbanan adalah cinta palsu dan tak bernilai. Maka wajar kalau kita dalam mencintai sesuatu pasti akan dituntut untuk berkorban. Diantaranya adalah “mencintai apa-apa yang dicintai oleh kekasih (yang kita cintai) kita dan membenci apa-apa yang dibenci kekasih kita”. Apakah yang demikian itu juga berlaku dalam mencintai Allah Swt? Allahu akbar…bahkan lebih dari itu.
Kalau ada yang mengatakan “cinta itu tak harus memiliki”, biasanya atau pasti cinta itu memiliki penghalang. Maka cinta pada Allah Swt bisa mendatangkan cinta yang lebih besar pada kita, dan kalau Allah Swt sudah mencintai kita maka Allah Swt berikan hadiah.Mata kita melihat dengan Allah Swt, telinga mendengar dengan Allah Swt, tangan dan kaki bergerak dengan Allah Swt, lisan pun berucap dengan Allah Swt. Dengan kata lain, Allah Swt tidak sekedar kita miliki tetapi lebih dari itu, Allah bersama seluruh diri kita. Dahsyat bukan? Adakah yang bisa membalas cinta sedahsyat Allah?
Kalau demikian, maka tidak ada alasan bagi kita untuk terus berkorban demi Allah Swt. Allah Swt juga telah membeli tiap diri orang beriman dengan Surga. Harta, raga dan jiwa orang yang beriman benar-benar milik Allah Swt yang dititipkan pada orang yang beriman untuk digunakan dalam membuktikan “cinta”nya pada Allah Swt.
Kalau kita orang beriman, maka jangan pernah berhenti berkorban dengan raga, harta dan jiwa. Karena sejatinya semua itu bukan milik kita.
Kemudian bagaimana bentuk berkorban kita?
1.Korban Harta
a.Menggunakan harta seperti yang Allah inginkan. Saat telah mencapai nihsab dan sudah haul maka dikeluarkan zakatnya seperti tuntutan Allah Swt dan Rasul-Nya.
b.Saat tiba hari raya tunaikan juga zakat fitrah atau qurban binatang ternak.
c.Saat ada yang membutuhkan kita pun tak segan mengeluarkan sedekah ataupun infaq.
d.Kemudian sebagian lagi juda dijadikan wakaf.
2.Korban Raga
a.Menggunakan kesehatan dan waktu hanya untuk beribadah kepada Allah dengan semua persepsi tentang ibadah (baik ibadah khusus maupun umum)
b.Saat sakit dan dalam kesempitan juga tidak pernah melupakan Allah.
c.Menjauhi maksiat apapun alasannya.
3.Korban Jiwa
a.Memiliki prinsip dalam hidup “isy kariiman au muth syahidan”(hidup mulia atau mati syahid). Saat masih hidup dipakai untuk terus beramal shaleh sehingga mendapat kemuliaan di sisi Allah dan manusia, dan ketika takdir kematian tiba matinya bernilai khusnul khotimah.
b.Mampu menundukkan jiwa dan nafsunya hanya untuk Allah Swt saja.
Semoga kita mampu menjaga setiap detik yang Allah Swt berikan pada kita untuk selalu bernilai pengorbanan dalam rangka cinta kita kepada-Nya. Dari sekarang hingga ajal dating dan mata pun tepejam. Allahumma amin, InsyaAllah.
Text from: Majalah Hadila Edisi 41 November 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar