Jumat, 12 Mei 2017

Cerita Cinta Berbeda Part 4

Banyaknya tugas  membuat kepalaku pusing tak menentu, biasanya, saat pusing seperti ini, aku lebih senang menyendiri di taman.

Taman saat itu menjadi obat bagiku. Di sana, aku selalu memandang langit atau tak jarang hanya duduk-duduk santai sembari menghilangkan penat.

Biasanya aku pergi sendiri, tapi sekarang ada Surya menemani. Dia tidak seperti teman-teman yang lainnya yang kadang  menyebutku 'aneh' dengan kebiasaanku yang selalu memandang langit. Tapi yasudahlah, aku nikmati saja setiap gurau dan tingkah laku mereka, toh tak lama mereka akan capek sendiri.

Seringnya surya menemaniku membuatku tak sungkan bercerita perihal Pino
padanya, sekalipun aku tahu tidak ada untungnya dia mendengar keluh kesahku, namun tetap saja, saat aku bercerita, Dia selalu tampakkan keseriusan mendengar ceritaku.

Kali ini, kembaliku memandang langit, kebetulan langitnya saat itu begitu amat cerah, biru semua dan awannya pun hanya terlihat beberapa gerombolan saja.

Aku sendiri tak tahu, kenapa orang tuaku menyisipkan kata langit di namaku. Namun suatu saat nanti aku yakin, aku akan menemukan jawaban mengapa kata  langit tersemat dalam namaku.

"Terimakasih ya sudah mau mendegar ceritaku"

"Hahaha... santai saja Vi, sebenarnya perempuan itu  hanya butuh telinga untuk mendengarkan"

"Bukan hanya telinga, tapi juga pundak untuk sandaran hahaha"

"Kamu butuh pundak? Nih pake pundakku saja hehe"

"Dasar kamu, maunya!"

Hening sejenak, dan saat aku mulai bangkit dari tempat dudukku, Surya berucap.

"Vi..., percaya tidak?, Terkadang, Tuhan ciptakan seseorang hanya untuk di hati saja, tidak untuk dunia nyata"

"Kamu menanggapi ceritaku tadi?"tanyaku

"Bukan... bukan, aku hanya nanya saja, tidak ada sangkut pautnya dengan Pino yang kamu ceritakan kok" jawabnya gugup.

"Sepertinya pusingku  sudah hilang, aku ke asrama dulu ya, daaahh" kataku sambil pergi tinggalkan Surya.

Tidak bisa menjawab? Atau memang aku tidak suka dengan pertanyaannya. Jika memang Tuhan ciptakan seseorang hanya di hati, pasti amat banyak yang sakit hati karena tidak bisa memiliki. Namun, benarkah? Jika benar, apakah aku bisa menerimanya?. Tapi..., bukankan hati tak munafik? Terlebih jika hati yang selalu rindukan Tuhannya. Tapi tetap saja, adanya seseorang yang dinginkan hati karena awalnya pasti dia ada di dunia nyata.

Aah!, kali ini aku dibuat pusing sendiri oleh pertanyaan Surya. Kenapa Dia bertanya seperti itu?, Kenapa Dia mulai masuk dalam ceritaku? Bukankah Dia hanya seorang teman yang aku sendiri awalnya tak berniat untuk menjadi temannya?.

@langit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar