Biarkan kembali kurangkai kata yang membuatku rindu,
Rindu akan sebuah cinta yang kuharap tak dibubuhi nafsu.
Untaian ini, sengaja kujadikan obat untuk hati,
karena kutahu, hati tak sanggup menyapa, karenanya kukirim lewat untaian kata.
Assalamu'alaikum Cinta sejati..
Bagaimana imanmu hari ini?
Jumat, 12 Mei 2017
Cerita Cinta Berbeda Part 4
Banyaknya tugas membuat kepalaku pusing tak menentu, biasanya, saat pusing seperti ini, aku lebih senang menyendiri di taman.
Taman saat itu menjadi obat bagiku. Di sana, aku selalu memandang langit atau tak jarang hanya duduk-duduk santai sembari menghilangkan penat.
Biasanya aku pergi sendiri, tapi sekarang ada Surya menemani. Dia tidak seperti teman-teman yang lainnya yang kadang menyebutku 'aneh' dengan kebiasaanku yang selalu memandang langit. Tapi yasudahlah, aku nikmati saja setiap gurau dan tingkah laku mereka, toh tak lama mereka akan capek sendiri.
Seringnya surya menemaniku membuatku tak sungkan bercerita perihal Pino
Taman saat itu menjadi obat bagiku. Di sana, aku selalu memandang langit atau tak jarang hanya duduk-duduk santai sembari menghilangkan penat.
Biasanya aku pergi sendiri, tapi sekarang ada Surya menemani. Dia tidak seperti teman-teman yang lainnya yang kadang menyebutku 'aneh' dengan kebiasaanku yang selalu memandang langit. Tapi yasudahlah, aku nikmati saja setiap gurau dan tingkah laku mereka, toh tak lama mereka akan capek sendiri.
Seringnya surya menemaniku membuatku tak sungkan bercerita perihal Pino
Selasa, 09 Mei 2017
Diamnya Seorang Insan
Bukannya aku tak miliki jawaban...
Namun, izinkanku jawab dengan diam.
Lidah ini kelu untuk berucap,
Suara ini amat begitu berat,
Bukan berarti aku diam tak miliki sebuah harap,
Aku diam, karena dalam diam kutemukan sebuah harap.
Tidak ada yang tahu apa yang ada dalam hati ini sekalipun sesaat,
Apakah mengharap atau melepas sebuah harap.
Tapi saat kuputuskan untuk diam,
rasa kegetiran bisa kuredam dalam bayang.
Namun, izinkanku jawab dengan diam.
Lidah ini kelu untuk berucap,
Suara ini amat begitu berat,
Bukan berarti aku diam tak miliki sebuah harap,
Aku diam, karena dalam diam kutemukan sebuah harap.
Tidak ada yang tahu apa yang ada dalam hati ini sekalipun sesaat,
Apakah mengharap atau melepas sebuah harap.
Tapi saat kuputuskan untuk diam,
rasa kegetiran bisa kuredam dalam bayang.
Putuskan Saja
Hujan yang turun malam ini, membuat hati seorang insan mantap untuk putuskan berbuat untuk-Nya.
Sebelumnya,
Ia berandai... ingin sekali malam panjangnya di isi dengan mengingat-Nya,
Ingin pula Kalam-Nya yang ajaib, ia lahap dan pahami sampai tetesan air mata membersama,
Dan... ia juga ingin merasakan nikmatnya Sujud panjang sepanjang malam, hingga merasakan kehadiran-Nya.
Awalnya memang ia berandai,
Namun...
Semakin berjalannya waktu,
Ia pun mantapkan hatinya untuk berbuat kesana.
Sebelumnya,
Ia berandai... ingin sekali malam panjangnya di isi dengan mengingat-Nya,
Ingin pula Kalam-Nya yang ajaib, ia lahap dan pahami sampai tetesan air mata membersama,
Dan... ia juga ingin merasakan nikmatnya Sujud panjang sepanjang malam, hingga merasakan kehadiran-Nya.
Awalnya memang ia berandai,
Namun...
Semakin berjalannya waktu,
Ia pun mantapkan hatinya untuk berbuat kesana.
Kamis, 04 Mei 2017
Katanya Menikah itu Seni Mengalah
"Nduk, wis siap rabi to? Ati-ati wong rabi kui kudu wani ngalah. Ngalah, ngalih, meneng, cateten telung kunci kui ae ya nduk, mengko inshaa Allah aman dunia akhirat, Aamiin".
(Nak, sudah siap menikah? Hati-hati orang menikah itu harus berani mengalah. Mengalah, diam, menyingkir itu tiga kuncinya, Inshaa Allah nanti selamat dunia akhirat, Aamiin).
Begitu kira-kira wejangan ibu kami menjelang hari-H pernikahan kami, tempoe doeloe.
Pada awal-awal pernikahan, bukan tidak mudah bagi kami untuk menyatukan dua background yang berbeda, dua individu yang berwarna merah dan putih, dua kebiasaan yang ibarat kata satu ke utara sedangkan yang satunya lagi ke selatan. Yeah..segalanya masih terasa 'asing' dan 'berbeda'. Dari yang biasanya bangun tidur langsung bisa beberes buat keperluan diri sendiri, tapi setelah pernikahan ada makhluk lain yang perlu dibantu untuk ngeberesin dan ngerapihin menjelang aktivitas kesehariannya.
Ngerapihin handuk yang terkadang asal taruh sehabis mandi, ngenyiapin segala keperluan kecil dari mulai pakaian sampai segelas teh atau kopi. Ngingetin agar jangan sampe ketinggalan itu barang kecil yang bernama kunci, charger, dompet atau ponsel sekalipun. Begitulah tugas sebagian kita para wanita setelah bergelar menjadi 'istri'.
(Nak, sudah siap menikah? Hati-hati orang menikah itu harus berani mengalah. Mengalah, diam, menyingkir itu tiga kuncinya, Inshaa Allah nanti selamat dunia akhirat, Aamiin).
Begitu kira-kira wejangan ibu kami menjelang hari-H pernikahan kami, tempoe doeloe.
Pada awal-awal pernikahan, bukan tidak mudah bagi kami untuk menyatukan dua background yang berbeda, dua individu yang berwarna merah dan putih, dua kebiasaan yang ibarat kata satu ke utara sedangkan yang satunya lagi ke selatan. Yeah..segalanya masih terasa 'asing' dan 'berbeda'. Dari yang biasanya bangun tidur langsung bisa beberes buat keperluan diri sendiri, tapi setelah pernikahan ada makhluk lain yang perlu dibantu untuk ngeberesin dan ngerapihin menjelang aktivitas kesehariannya.
Ngerapihin handuk yang terkadang asal taruh sehabis mandi, ngenyiapin segala keperluan kecil dari mulai pakaian sampai segelas teh atau kopi. Ngingetin agar jangan sampe ketinggalan itu barang kecil yang bernama kunci, charger, dompet atau ponsel sekalipun. Begitulah tugas sebagian kita para wanita setelah bergelar menjadi 'istri'.
Jumat, 21 April 2017
Sajak Senja
Angin sepoi sore ini mengajarkanku arti sebuah keikhlasan,
Saat kian lama kumenanti sebuah harapan,
Saat asa kurangkai matang-matang,
Sambil malu-malu... aku mulai menuliskan segores nama yang kuagungkan, kesungguhanpun mulai kutanam,
Namun... disaat waktunya datang,
Harapan ikrar tersampaikan hanya sebuah mimpi tak tercapai,
Sujud panjang mulai ku persembahkan,
Doa tulus mulai kurangkai,
Menangis sesak menahan rasa yang akhirnya tinggal kenangan,
Hingga akhirnya, kutemukan sebuah jawaban.
Saat kian lama kumenanti sebuah harapan,
Saat asa kurangkai matang-matang,
Sambil malu-malu... aku mulai menuliskan segores nama yang kuagungkan, kesungguhanpun mulai kutanam,
Namun... disaat waktunya datang,
Harapan ikrar tersampaikan hanya sebuah mimpi tak tercapai,
Sujud panjang mulai ku persembahkan,
Doa tulus mulai kurangkai,
Menangis sesak menahan rasa yang akhirnya tinggal kenangan,
Hingga akhirnya, kutemukan sebuah jawaban.
Selasa, 18 April 2017
Pendamping Masa Depan
Aku masih tidak percaya ada sosok laki-laki yang tak kukenal samasekali mengaku-ngaku sebagai suamiku di masa depan.
Tidak ada angin tidak ada hujan, mimpi apa aku kemarin???
"Stop!!, stop...! Jangan mendekat!, keluar dari kamarku!," bentakku.
Dia hanya tersenyum dan mencoba mendekatiku.
"Aku bilang stop!, jangan mendekat!!!" suaraku panik.
"Aku suamimu Sila..." jawabnya tenang.
"Kapan aku menikah?, aku belum menikah, tolong keluar dari rumahku!"
"Tahun depan kamu akan menikah denganku, bulan Mei di tempat orangtuamu bukan di sini..., aku kenal denganmu tanpa sengaja, namun saat pertemuan itu aku selalu memikirkanmu, dengan izin Allah kita dipertemukan dalam satu organisasi yang sama, semenjak saat itu, kitapun berkenalan, dan tak lama, kita menikah..." jelasnya penuh kenang.
"Dapat cerita darimana?, mana mungkin masa depan ada dimasa kini?, tolong jangan buat aku bingung!"
"Pakailah jilbabmu, kita keluar
Tidak ada angin tidak ada hujan, mimpi apa aku kemarin???
"Stop!!, stop...! Jangan mendekat!, keluar dari kamarku!," bentakku.
Dia hanya tersenyum dan mencoba mendekatiku.
"Aku bilang stop!, jangan mendekat!!!" suaraku panik.
"Aku suamimu Sila..." jawabnya tenang.
"Kapan aku menikah?, aku belum menikah, tolong keluar dari rumahku!"
"Tahun depan kamu akan menikah denganku, bulan Mei di tempat orangtuamu bukan di sini..., aku kenal denganmu tanpa sengaja, namun saat pertemuan itu aku selalu memikirkanmu, dengan izin Allah kita dipertemukan dalam satu organisasi yang sama, semenjak saat itu, kitapun berkenalan, dan tak lama, kita menikah..." jelasnya penuh kenang.
"Dapat cerita darimana?, mana mungkin masa depan ada dimasa kini?, tolong jangan buat aku bingung!"
"Pakailah jilbabmu, kita keluar
Finding Husband
Hari ini adalah 9 hari pernikahan gue… hahaha bayangin aja gue yang urakan kayak gini ternyata dapet suami yang macho (bukan mantan cowok ataupun mantan copet). Subhanallah bangetz… Solehnya dan pengertiannya, gak da yang nandingin deh.
Berhubung status gue yang masih mahasiswa tingkat akhir di kota hujan, so….mesti relain dah berpisah sama akang untuk satu minggu. Ya selain gue lagi nyelesein tugas akhir, akang yang seorang jurnalis juga mesti ngejar berita tentang kunjungan Presiden negaraku tercinta Indonesia ke negaranya David Bekam… eh Becham ding! Kita berdua mesti sabar, baruuuu aja nikah dua hari udah kepisah jarak dan waktuuuuu …. yaelah lebai.
Tapi well, akhirnya hari itupun berakhir. Hari ini yayangku pulang dari London. Dan yang paling so sweeeeet… Akang pengertian banget. Tahu gue lagi riweuh dia gak mau gue jemput di Bandara, doi bilang “jemput aja akang di stasiun bogor”. Ai sebenernya bukan orang sunda, doi orang Sulawesi, orang Bugis tepatnya. Gue yang orang sunda dengan spontan saat hari pertama kita nikah, dia gue panggil akang. Mulanya dia ketawa karena belum ada yang pernah panggil dia gitu. Tapi apapun akan akang lakukan demi kebahagian gue, istri tercintanya hehehe…
Kita sebelumnya gak pernah kenal dan baru ketemu 5 kali, pertama saat MR gue dan MR nya mempertemukan kami di sebuah mesjid di Kota Bogor, kedua saat dia datang melamar ke rumah, ketiga saat akad nikah, keempat dan kelima yaitu dua hari setelah pernikahan. Hahahaha kocak. Dia usianya emang lebih tua dari gue sih, mmmm…. kalo gak salah 10 tahun. So, gak kaget deh dia suka perhatian.
Tapi lemotnya gue, gue istri yang kagak guna. Selama doi pergi dan gue sibuk sama tugas akhir, gue lupa nyimpen fotonya dia, semua foto pernikahan pun ketinggalan di kampung. Helloooo ni zaman udah modern kaleee,
Berhubung status gue yang masih mahasiswa tingkat akhir di kota hujan, so….mesti relain dah berpisah sama akang untuk satu minggu. Ya selain gue lagi nyelesein tugas akhir, akang yang seorang jurnalis juga mesti ngejar berita tentang kunjungan Presiden negaraku tercinta Indonesia ke negaranya David Bekam… eh Becham ding! Kita berdua mesti sabar, baruuuu aja nikah dua hari udah kepisah jarak dan waktuuuuu …. yaelah lebai.
Tapi well, akhirnya hari itupun berakhir. Hari ini yayangku pulang dari London. Dan yang paling so sweeeeet… Akang pengertian banget. Tahu gue lagi riweuh dia gak mau gue jemput di Bandara, doi bilang “jemput aja akang di stasiun bogor”. Ai sebenernya bukan orang sunda, doi orang Sulawesi, orang Bugis tepatnya. Gue yang orang sunda dengan spontan saat hari pertama kita nikah, dia gue panggil akang. Mulanya dia ketawa karena belum ada yang pernah panggil dia gitu. Tapi apapun akan akang lakukan demi kebahagian gue, istri tercintanya hehehe…
Kita sebelumnya gak pernah kenal dan baru ketemu 5 kali, pertama saat MR gue dan MR nya mempertemukan kami di sebuah mesjid di Kota Bogor, kedua saat dia datang melamar ke rumah, ketiga saat akad nikah, keempat dan kelima yaitu dua hari setelah pernikahan. Hahahaha kocak. Dia usianya emang lebih tua dari gue sih, mmmm…. kalo gak salah 10 tahun. So, gak kaget deh dia suka perhatian.
Tapi lemotnya gue, gue istri yang kagak guna. Selama doi pergi dan gue sibuk sama tugas akhir, gue lupa nyimpen fotonya dia, semua foto pernikahan pun ketinggalan di kampung. Helloooo ni zaman udah modern kaleee,
Rabu, 29 Maret 2017
Cerita Cinta Berbeda Part 3
Perasaan apa yang dirasakan Surya saat mendengar kata pino?
Ah..., aku tidak mau menyaksikan. Raut wajahnya..., bahasa tubuhnya..., maafkan aku surya, orang yang sering aku rindukan, hari ini datang menyampaikan kerinduan.
Dolphin immanuel, laki-laki yang selalu ku ceritakan sekarang ada dihadapanku, aku tidak memikirkan perasaanku saat itu, yang ku pikirkan perasaan surya yang cintaku mulai kupupuk padanya. Bagaimana perasaan hatinya? Saat dulu hanya mendengar nama pino tanpa tahu rupa dan jasadnya, kini dia menyaksikan dan berhadapan langsung dengan orang yang selalu aku ceritakan hampir setiap hari padanya.
"Waah... ini toh yang namanya pino, kenalkan saya surya..."
Ah..., aku tidak mau menyaksikan. Raut wajahnya..., bahasa tubuhnya..., maafkan aku surya, orang yang sering aku rindukan, hari ini datang menyampaikan kerinduan.
Dolphin immanuel, laki-laki yang selalu ku ceritakan sekarang ada dihadapanku, aku tidak memikirkan perasaanku saat itu, yang ku pikirkan perasaan surya yang cintaku mulai kupupuk padanya. Bagaimana perasaan hatinya? Saat dulu hanya mendengar nama pino tanpa tahu rupa dan jasadnya, kini dia menyaksikan dan berhadapan langsung dengan orang yang selalu aku ceritakan hampir setiap hari padanya.
"Waah... ini toh yang namanya pino, kenalkan saya surya..."
Cerita Cinta Berbeda Part 2
Dia bukan lelaki idaman wanita beragama,
Tapi karena dia laki-laki apa adanya, aku menyukainya,
Harusnya tak kubiarkan rasa itu mengalir begitu saja,
Karena aku tahu, rasa itu tidak akan pernah sempurana sebelum imannya pindah haluan pada imanku,
Tapi... tanpa aku sadari... aku merasa bahagia bersamanya tanpa sedikitpun ada sandiwara,
Ada apa denganku ini?.
"Program kerja kita hampir beres semua, dan aku senang, anak-anak antusias menerima"
Kali ini ada yang berbeda, biasanya detik-detik pembahasan program kerja wajahnya selalu bahagia tapi aku merasa saat ini wajahnya tak pancarkan kebahagiaan yang biasanya. Entahlah, apa itu perasaanku saja?.
"Iya No, aku bahagiaaaa sekali melihat perubahan anak-anak yang kita ajari, rasanyaa aku tak sia-sia meninggalkan tanah Jawa ke Rote hehehe"
Balasnya hanya tersenyum, dan setelah itu Pino pergi meninggalkanku sendiri. Memang sepertinya pasti ada apa-apa dengannya, tapi... apa urusanku?
Tapi karena dia laki-laki apa adanya, aku menyukainya,
Harusnya tak kubiarkan rasa itu mengalir begitu saja,
Karena aku tahu, rasa itu tidak akan pernah sempurana sebelum imannya pindah haluan pada imanku,
Tapi... tanpa aku sadari... aku merasa bahagia bersamanya tanpa sedikitpun ada sandiwara,
Ada apa denganku ini?.
"Program kerja kita hampir beres semua, dan aku senang, anak-anak antusias menerima"
Kali ini ada yang berbeda, biasanya detik-detik pembahasan program kerja wajahnya selalu bahagia tapi aku merasa saat ini wajahnya tak pancarkan kebahagiaan yang biasanya. Entahlah, apa itu perasaanku saja?.
"Iya No, aku bahagiaaaa sekali melihat perubahan anak-anak yang kita ajari, rasanyaa aku tak sia-sia meninggalkan tanah Jawa ke Rote hehehe"
Balasnya hanya tersenyum, dan setelah itu Pino pergi meninggalkanku sendiri. Memang sepertinya pasti ada apa-apa dengannya, tapi... apa urusanku?
Cerita Cinta Berbeda Part 1
"Sepertinya, aku salah jatuh cinta Bah" suaraku lesu.
"Darimana kamu tau Vi?" tanya abah sambil tersenyum.
"Di tempat pengabdian aku suka sama orang dan dia bukan muslim" kataku masih lesu.
Tidak ada laki-laki yang lebih hebat melebihi abahku. Setiap pino bertanya soal keagamaan, aku tak segan menghubungi abah dan menanyakan jawaban padanya. Abah tidak pernah melarangku untuk bergaul dengan siapapun, kata abah kita boleh berteman dengan siapapun asal kuat mental dan tahan godaan. Sebenarnya, abah khawatir melepasku pergi ke tanah Rote terlebih memiliki partner non muslim,
"Darimana kamu tau Vi?" tanya abah sambil tersenyum.
"Di tempat pengabdian aku suka sama orang dan dia bukan muslim" kataku masih lesu.
Tidak ada laki-laki yang lebih hebat melebihi abahku. Setiap pino bertanya soal keagamaan, aku tak segan menghubungi abah dan menanyakan jawaban padanya. Abah tidak pernah melarangku untuk bergaul dengan siapapun, kata abah kita boleh berteman dengan siapapun asal kuat mental dan tahan godaan. Sebenarnya, abah khawatir melepasku pergi ke tanah Rote terlebih memiliki partner non muslim,
Langganan:
Postingan (Atom)